Kamis, 26 September 2013

Mencintai Sebagaimana Melepaskan (Part 2)

Adakah yang lebih membahagiakan daripada mengetahui dengan pasti bahwa seseorang yang kau sayangi hanya menyayangimu? Adakah yang lebih membahagiakan daripada mengetahui bahwa di mata orang yang kau sayangi hanya ada kamu seorang dan tak pernah ada orang lain selain dirimu? Adakah yang lebih membahagiakan mengetahui orang yang kau sayangi takkan mengkhianatimu, bahkan tanpa perlu ia katakan? Adakah yang lebih membahagiakan dari itu semua?
***
Langkahmu gontai menapaki tiap senti tangga-tangga di peraduan, matamu seolah berbinar, seakan enggan untuk berucap. Aku tau kamu pergi untuk kembali. Aku tau kamu pergi untuk menggapai mimpi. Pergilah.. Bukankah kita tau kisah tentang Adam dan Hawa???? Mereka dipisahkan sejauh yang Allah tau, tapi kemudian mereka dipersatukan kembali. Ya, cerita kita akan seperti itu. Percayalah... Pergilah.. Aku relaaa :')
***
Kau yang tak terlukiskan dengan kuas manapun. Izinkan aku mengatakan sesuatu. Aku mencintaimu. Kau adalah seorang yang mengajarkan padaku bagaiman caranya membuka diri terhadap orang lain, bagaimana caranya tersenyum dan tidak menjadi pendiam. Kamu mengajarkanku bahwa terkadang kata-kata tidaklah diperlukan.

Kau yang tak terucapkan dengan bahasa apapun, aku mencintaimu, dengan cinta yang meresap dalam tiap sel di tubuhku. Aku mencintaimu dalam cinta yang terlalu besar dan kuat dalam tubuhku yang mungil dan ringkih ini. Cinta ini telah menyesap kehidupan dalam hidupku sehingga aku terasa seperti orang mati dalam maraknya duniaku. Aku telah hidup tanpa kehidupan itu sendiri.

Kau yang tak pernah bisa didefinisikan, aku takkan mampu mengungkapkan betapa aku mencintaimu, meskipun beribu baris puisi kutulis, itu takkan mampu cukup menyingkap sedikit misteri tentang betapa besarnya cinta ini.

Kau yang sehangat musim gugur, izinkan aku menatap kedua matamu. Mungkin dengan cara itu aku bisa menyakinkanmu. Aku mencintaimu... sangat.

Kau yang bersinar serupa musim semi. Jika suatu saat nanti kita dipertemukan kembali, izinkan aku melihat senyummu.. walau sedetik. Karna senyummu yang slalu mengingatkanku akan kedamaian dan ketenangan.

Kau yang sedingin air, kini aku sadari bahwa cinta saja tak cukup, terutama dalam kisah cinta kita. Aku mencintaimu, tanpa syarat dan tanpa logika, namun kusadari bahwa kau adalah sungai yang tak mampu kusebrangi dan aku sudah tak punya perahu kecil untuk menghantarkanku pada palung terdalammu.

Kau yang sebiru dan sebening air laut, kau yang selalu berbeda dari pria lain. AKU MENCINTAIMU.

Sudah habis kata-kataku untuk melukiskan betapa bahagianya dan betapa bersyukurnya aku bisa mengenal sesorang seperti dirimu. Kini ada satu hal yang ingni kau tau dan aku ingin semua tau... Aku ingin bersamamu... HANYA KAMU :)
********

Dedicated to Kakak Asep dan Kak Icha :D

Senin, 16 September 2013

Metamorfosis


 

Aku tak pernah tau akan terlahir seperti apa, tak pernah menduga akan dilahirkan oleh siapa.
Sesekali hati ini menjerit...
Entah apa yang dipertanyakan olehnya.
Mungkin aku terlalu bodoh... ya memang aku bodoh...
Aku tak pernah mengerti akan dunia ku sendiri.
Aku hanya memikirkan yang lainnya.... Memikirkan sesuatu yang tak pernah bahkan sama sekali tak memikirkan dunia ku.
***



"Que Sera-sera... 
Whatever  will be will be..."
  
Ku pejamkan mata, imajinasu ku menjalar...
Aku rindu akan masa kanak-kanak... Rindu saat mengompol di celana.. Rindu ketika aku menangisi sesuatu yang seharusnya tidak aku tangisi...
Kini semuanya hilang... Hilang oleh masa yang tak terlihat oleh mata ku.
***

Sekarang gadis kecil itu tumbuh menjadi seorang wanita yang menawan...
Yang tegar walaupun terkadang airmatanya masih sering mengalir...
Ya inilah aku yang apa adanya... yang punya mimpi besar...