Selasa, 07 Juli 2015

The END

Akulah serpihan kisah masa lalumu
Yang sekedar ingin tau keadaanmu
Tak pernah aku bermaksud mengusikmu
Mengganggu setiap ketentraman hidupmu 


05 Juli 2015
Aku masih terjaga dengan mata sembab dan bengkak seperti babak belur seusai baku hantam. Ya.. aku memang baru saja berperang dengan hatiku, dan lagi-lagi aku kalah. Beginilah jadinya, ketika logika dan perasaan bertarung, bila kalah, si empunya perasaan akan keluar dengan luka tak kasat mata namun efek sadisnya luar biasa. Aku heran, perasaanku ini sudah hancur lebur, tapi kenapa logikaku masih belum juga bisa mengalahkannya? Perasaan yang bagaimanakah yang masih saja tak terkalahkan walaupun sudah hancur lebur?

Sudah lama aku menyadari satu hal, bahwa sejauh apapun aku melangkah, aku selalu kembali pada titik yang sama. Pada nama lelaki itu saja. Pada konsonan hurufnya yang itu itu saja. Aaarrgghh. Berurusan dengan hati selalu susah. Hey kamu, sadarkah kamu bahwa aku mencintaimu sedemikian rupa?

If I don’t need you then why am I cryin’ on my bed?
If I don’t need you then why does your name resound in my head?

Kamu adalah satu-satunya nama di hidupku saat ini. Nama yang merangkum berbagai mantera dalam diriku. Tiap pagi aku terbangun hanya dengan mendengar namamu. Tiap malam aku terjaga hanya dengan menulis namamu. Dan tiap malam pula aku tertidur hanya dengan menangisi namamu. Sampai tak jarang aku bertanya-tanya, jika seandainya nanti kau tak ada lagi di dekatku, dan namamu semakin menjauh dari jangkauanku, akankah aku tetap bisa terbangun di pagi hari? ataukah aku akan terus menerus tertidur layaknya Putri Tidur yang tak akan pernah bangun karena Pangerannya telah pergi? ataukah aku akan terus terjaga dari malam hingga pagi, dan masih terus terjaga esok paginya karena tak ada lagi namamu untuk kutulis dan tak ada lagi namamu untuk kutangisi?

We’ll make it through when I hope you are the one I share my life with
And I wish that you could be the one I die with
And I praying you’re the one I’ll build my home with

Aku tak pernah mengharapkan apa-apa darimu karna aku pun sadar bahwa tak ada yang bisa aku harapkan. Aku bahkan tak pernah mengharapkan kau masih menyadari keberadaanku. Aku hanya masih mencintaimu, itu saja. Tak lebih dan tak kurang. Aku takkan mengganggumu meskipun aku masih sering penasaran bagaimana mozaik hidupmu saat aku sudah tak ada di dalamnya. Aku hanya mencintai, percayalah, aku hanya sekedar mencintai.

Cause I miss you
Body and soul so strong and it takes my breath away
And I breath you into my heart and I pray for the strength to stand today
CAUSE I LOVE YOU
Whether it’s WRONG or RIGHT
And though I can’t be with you tonight
and though my heart is by your side

***

I know you think that I shouldn’t still love you, or tell you that
But if I didn’t say, well I’d still have felt it, where’s the sense in there? (dido- white flag)


Ada yang mengatakan padaku, bahwa sekalipun orang kita cintai tidak mencintai kita, mencintai seseorang itu bukanlah buang-buang waktu. Itulah yang aku tau, aku tak mau tau yang lainnya. Banyak orang berkata padaku bahwa aku telah salah karena masih mencintaimu, tapi bukankah mencintai seseorang itu bukanlah suatu kesalahan? toh aku tak pernah berusaha mengganggu apalagi berusaha mengembalikanmu ke sisiku lagi, sudah kubilang kan kalau aku hanya sekedar mencintai? salahkah aku karna itu? salahkah?

I know I left too much mess and destruction to come back again
And I caused nothing but trouble, I understand if you can’t talk to me again

Kali ini saja, akan kuungkap perasaanku bukan dengan puisi, tapi dengan barisan omong kosong ini yang belum tentu kamu baca. Aku sudah lelah membuatkanmu puisi sampai sudah sampai lembar terakhir di notebook pink-ku yang bergambar menara Eiffel. Mungkin akan perlu kacamata tiga dimensi untuk bisa membaca tulisan cakar ayamku yang diperburuk oleh bekas-bekas air mataku. Atau bertapa di air terjun niagara meminta indera ke-enam untuk bisa benar-benar memahami maksud tulisanku.

I will go down with this ship
I won’t put my hands up and surrender
There will be no white flag above my door
I’M IN LOVE, AND ALWAYS WILL BE

***

Aku tidak bermaksud apalagi berencana mencintaimu seperti ini dan aku tak pernah menginginkannya, aku sendiri tidak mengerti mengapa selalu saja kamu. Mungkin karna kamu adalah lelaki pertama yang membuatku sanggup berdiri tegak dan tak jatuh pingsan. Saat itu kamu datang dan kamu berusaha keras menyembuhkan semua lukaku. Ajaibnya, kamu berhasil, walaupun belum sembuh sepenuhnya. Dan walaupun setelah itu akhirnya kamu pergi tanpa meninggalkan apa-apa selain luka yang kau torehkan lebih dalam daripada sebelumnya.

Tapi aku mendapat begitu banyak pelajaran dari kepergianmu , sehingga aku belajar untuk bisa menyembuhkan luka itu sendirian. Aku belajar untuk tetap berdiri tegak dan tidak menangis, setidaknya tidak di depanmu. Aku belajar untuk bersabar dan menjalani semuanya pelan-pelan, tidak terburu-buru. Aku belajar untuk memahami dan menghargai. Dan yang terakhir, aku belajar untuk memaafkan, mengikhlaskan, dan melepaskan.


Now I sit, all alone
Wishing all my feelings was gone
Gotta get over you, nothing for me to do
But a one last cry
One last cry
Before I leave it all behind
I gotta put you out of my mind
For the very last time

Saat ini aku sudah mengerti caranya berbesar hati. Aku mencintaimu dan sepertinya akan terus begitu. Aku akan menerima perasaan ini dan takkan melakukan apa-apa. Karna setidaknya pernah ada kata ‘kita’ yang menggabungkan ‘aku’ dan ‘kamu’. Setidaknya kamu pernah menganggapku satu-satunya. Setidaknya kamu pernah tersenyum dan bahagia karna aku. Dan setidaknya, kamu pernah mencintaiku.

Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, bahwa aku akan keluar secara total dari dalam hidupmu. Maka dari itu, dengan berakhirnya kata-kataku ini, maka berakhir pula segalanya. Mulai sekarang, kau takkan pernah melihatku lagi. Kau takkan pernah menyadari keberadaanku lagi. Kau takkan pernah mendengar suaraku lagi. Semuanya akan terasa seolah aku tak pernah ada :)

Dan ku beruntung ..
Sempat memilikimu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar