Selasa, 27 Januari 2015

HITAM

Malam ini berkabut, penuh bintang. Kupeluk hangat binarnya. Aku ingat ketika kamu berkata "aku rindu, apa kau disana merindu?" "Aku juga rindu" ujarku lirih. Kita saling merindu tapi tak pernah bisa berbuat apa-apa karna semuanya telah berubah, karna kita bukan lagi siapa-siapa.

26 Januari 2015 12.15
Malam itu senyummu menemani, ya walaupun hanya dari layar monitor komputerku. Kita tak pernah menatap selama ini sebelumnya. "Kamu terlihat bahagia dengannya saat ini, aku turut bahagia untukmu, Den hehehe. Ungkapku berusaha meracau. Matamu berusaha mengatakan sesuatu padaku dan kamu berkata "seperti yg kau lihat, lantas bagaimana denganmu?" Tanyamu. "Aku? Aku begitu menyedihkan hahaha", batinku. Aku hanya tersenyum dan menjawab "seperti yang kau lihat".

Ini tak seperti pembicaraan terdahulu. Semua terasa aneh ketika kita saling berucap "aku" "kamu".

Akhir-akhir ini aku berusaha melupakanmu. Dengan segala cara, apapun. Tapi lagi-lagi aku kembali. Semua sekelilingku seakan sekongkol menjatuhkanku kepadamu (lagi) berulang.

Sesaat hening diantara aku dan kamu. "Aku berperang dengan hatiku dan kamu berperang dengan hatimu" selorohmu memecah keheningan. Aku terdiam, aku sesapi kalimatmu "...dan kamu berperang dengan hatimu". Dan lagi-lagi aku tersayat. Kamu menang membuatku linglung malam ini.

"Aku ingin kembali. Bisakah?" Tanyamu. "Kembalilah, tapi aku tak menjamin akan seperti dulu. Everything has changed. Jurang pemisah terlalu dalam di antara kita. Tidakkah lebih baik kau mendorongku ke dalam jurang itu?" Tanyaku kembali. Hening. Kita saling menatap. Mataku terasa mulai berkaca-kaca.

"Kau masih tampak sama. Bodoh, tolol, dan kekanakan" Katamu. "Hahaha, aku rindu kata-kata itu" Jawabku. Lalu sesaat hening.

...All your promises,
And all them plans we had,
What happened to that?
What happened to that?
Boom gone,
Yeah we move on
Even if we try to forget...
(Selena Gomez - Love Will Remember)

Aku lupa menonaktifkan alarm hapeku. "Pantaskah aku merindu tapi tak bisa memiliki? Pantaskah aku cemburu bahkan pada apa yang bukan jadi milikku?" Kau memecah keheningan. "Jangan pernah menyalahkan diri sendiri. Keadaan yang membuat segalanya begitu sulit. Disini kedewasaan kita saling diuji. Aku tau kau bisa melangkah jauh tanpa aku, dan aku harus bisa melompat jauh tanpamu. Kau dan aku harus bisa move on" Ungkapku. Kembali hening.

Kau menghujaniku dengan beberapa pertanyaan-pertanyaan. Kau tau aku terlihat kalah di saat hening. "Kau lihat senyumku? Itu mewakili semua hal yang kau tanyakan padaku. Aku bahagia" Ujarku lirih dengan berkaca-kaca.

"Say hello to goodbye. I still love you from here. Stay and I promise" Ucapmu sebelum akhirnya aku menekan tombol akhiri panggilan.
____________________________________
Ditulis untuk kamu yang selalu berhasil mematahkan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar